eNgKoOnG

ASSALAMMUALAIKUM
SELAMAT DATANG DI BLOGSPOT AL_HABIB TILE

Jumat, 19 November 2010

Aktivitas Bisnis Siklus Pendapatan


Siklus pendapatan adalah rangkaian aktivitas bisnis dan kegiatan pemrosesan informasi terkait yang terus berulang dengan menyediakan barang dan jasa ke para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan-penjualan tersebut.
• Apa sajakah dari empat aktivitas dasar bisnis yang dilakukan dalam siklus pendapatan ?
1 Entri pesanan penjualan
2 Pengiriman
3 Penagihan dan Piutang Usaha
4 Penagihan Kas

Entri Pesanan Penjualan
Proses entri pesanan penjualan mencakup tiga tahap:
1. Mengambil pesanan dari pelanggan
2. Memeriksa dan menyetujui kredit pelanggan
3. Memeriksa ketersediaan persediaan
Pengiriman
Aktivitas dasar kedua dalam siklus pendapatan adalah memenuhi pesanan pelanggan dan mengirimkan barang dagangan yang diinginkan tersebut, proses ini terdiri dari dua tahap:
1. Mengambil dan mengepak pesanan
2. Mengirim pesanan tersebut
Penagihan dan Piutang Usaha
Aktivitas dasar ketiga dalam siklus pendapatan, melibatkan:
1. Penagihan ke para pelanggan
2. Memelihara data piutang usaha
Penagihan Kas
Langkah keempat (terakhir) dalam siklus pendapatan adalah penagihan kas, melibatkan:
1. Menangani kiriman uang pelanggan
2. Menyimpannya ke bank

Prosedur pemrosesan informasi

Apakah contoh informasi tambahan yang seharusnya SIA sediakan
Waktu respons terhadap pertanyaan pelanggan
Waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi dan mengirim pesanan
Persentase penjualan yang membutuhkan pemesanan ulang
Kepuasan pelanggan
Analisis pangsa pasar dan tren penjualan
Analisis profitabilitas berdasarkan produk, pelanggan, dan area penjualan

Pengendalian: Tujuan,Ancaman, dan Prosedur
Di dalam siklus pendapatan, SIA yang didesain dengan baik harus menyediakan pengendalian yang memadai untuk memastikan bahwa tujuan-tujuan berikut ini dicapai:
Semua transaksi telah diotorisasikan dengan benar.
Semua transaksi yang dicatat valid (benar-benar terjadi).
Semua transaksi yang valid, dan disahkan, telah dicatat.
Semua transaksi dicatat dengan akurat.
Aset (kas, persediaan, dan data) dijaga dari kehilangan ataupun pencurian.
Aktivitas bisnis dilaksanakan secara efisien dan efektif.

Kebutuhan informasi siklus pendapatan dan model data

Merespons pertanyaan pelanggan mengenai saldo akun dan status pesanan
Memutuskan apakah kredit pelanggan tertentu dapat ditambah atau tidak
Menentukan ketersediaan persediaan
Memilih metode untuk mengirim barang



Model Data Siklus Pendapatan
The REA data model provides one method for designing a data base that efficiently integrates both financial and operating data.
A simplified REA data model for the revenue cycle of a manufacturing company should include the following information:
Dua sumber utama (kas dan persediaan) berguna dalam siklus pendapatan
SIA didesain untuk mengumpulkan,memproses,dan menyimpan data kegiatan bisnis agar manajemen mendapatkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan.

referensi

www.linkpdf.com/download/dl/model-pemrosesan-informasi-.pdf

Rabu, 10 November 2010

TUGAS SIA PENGAMATAN

1.Di bioskop ada seorang pegawai yang bertanggung jawab untuk memberikan karcis & menerima uang,sementara pegawwai lainnya mengumpulkan karcis saat penonton masuk bioskop, apa alasan ini.?

Pada kasus kegiatan bioskop alasan yang dapat ditarik kesimpulannya yaitu:

a.Seorang pegawai loket yang bertugas memberikan karcis pada kasus ini seorang petugas Bioskop atau penjaga loket diberikan tugas & wewenang untuk menjual karcis pada, pada kasus ini pemilik tidak ingin adanya proses yang bertele-tele, antrian yang panjang, munculnya calo tiket, hingga akhirnya sang pemilik mengupayakan langkah yang lebih efisien.

b. penjaga pintu masuk Ketika dalam situasi seperti ini, pengendalian yang dapat kita lakukan supaya menghindari ketidakberaturan akibat penyerahan tiket yang dapat mengakibatkan kesalahan data ini yakni, pengendalian internal. dalam hal ini, pengendalian internal yang dapat kita lakukan yaitu dengan melakukan pengecekkan oleh pihak bioskop agar tidak menjadi penyalahgunaan dalam tiket tersebut.Hal ini dilakukan agar mengurangi tindak penyalahgunaan tiket. dan dapat mengurangi ancaman dari luar yakni orang yang tidak memiliki identitas yang sesuai dengan data yang telah dibuat sebelumnya. Resiko dari situasi ini dapat kita identifikasikan dengan melihat wacana yang ada. resiko yang dapat terjadi misalkan, terjadi penyalahgunaan database yang ada, terdapat ketidakjelasan sumber tiket, dan tentunya penyalahgunaan peraturan yang ada. untuk menghindari hal tersebut, hal yang dapat dilakukan yakni melakukan pemeriksaan atas data tiket tersebut. agar dapat menambah tingkat efisiensi, keakuratan, serta keamanan sesuai kebijakan yang berlaku.Pajanan yang dapat di identifikasikan yakni, apabila terdapat kesalahan input data dan akhirnya diketahui, maka akan menimbulkan kerugian pada pihak si penginput data tiket tersebut. karena kesalahan dari pihak si pembeli, pada akhirnya dapat pula merugikan si petugas dari bioskop tersebut. bisa dikenai denda ataupun sanksi atas pekerjaannya tersebut. dengan dikuranginya gaji mereka.Penjelasan di atas merupakan pengendalian dan identifikasi resiko serta pajanan pada kasus tersebut. pada setiap kasus, memang perlu dilakukannya identifikasi, terutama identifikasi mengenai resiko dan pajanan. hal ini dapat mengurangi terjadinya kesalahan yang akan mungkin terjadi.


2. Nilai suatu informasi sama dengan selisih antara keuntungan keputusan yang didapat dari pemakaian informasi, dengan biaya untuk menghasilkannya. Apakah anda atau organisasi manapun akan memproduksi suatu informasi jika perkiraan biayanya melebihi manfaat.?

saya akan menjawab pertanyaan diatas beserta contonya, yaitu:
> Jika informasi tersebut bersifat komersial kalau menurut saya jika informasi tersebut bersifat komersial, saya Tidak akan memproduksi informasi jika perkiraan biayanya melebihi dari manfaatnya, karena jika informasi tersebut dibuat tapi manfaatnya lebih sedikit dibandingkan biaya yang dikeluarkan untuk membuat informasi tersebut saya ataupun organisasi yang membuat informasi tersebut akan mengalami kerugian. itu sama saja perbuatan yang kita lakukan tidak setimpal dengan hasil yang kita peroleh

contohnya : sebuah acara di tv membuat berita tentang jalan-jalan ke luar negri dengan menghabiskan banyak uang untuk kesana dan belanja-belanja dengan biaya yang cukup mahal. tapi begitu ditayangkan misalnya di daerah yang penduduknya masih dibawah garis kemiskinan, itu sama saja informasi tersebut tiada gunanya bagi mereka dan bisa jadi malah akhirnya menjadikan informasi tersebut membuat kecemburuan social. Dan uang yang telah dihabiskan untuk membuat informasi tersebut seakan tidak sebanding dengan hasil yang diperoleh


Rabu, 03 November 2010

PENGENDALIAN & SISTEM INFORMASI AKUTANSI

PENGENDALIAN & SISTEM INFORMASI AKUTANSI


Latar Belakang Masalah

Dewasa ini Negara Indonesia sedang mengalami ketidakstabilan perekonomian akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM) yang sangat mempengaruhi semua aktivitas perekonomian, untuk itu Negara Indonesia harus mengatasi ketidakstabilan ini dengan melakukan pengelolaan yang lebih baik terhadap aktivitas perekonomian yang dijalankan. Begitu juga dengan organisasi atau perusahaan yang tumbuh dan berkembang di Negara Indonesia dengan segala aktivitas-aktivitasnya yang semakin kompleks dan luas, harus mampu mengelola aktivitas perekonomiannya dengan lebih baik pula. Semua aktivitas ekonomi yang dilakukan suatu organisasi atau perusahaan akan diproses dalam suatu sistem yang disebut sistem informasi akuntansi.

Sistem informasi akuntansi ini dirancang sedemikian rupa oleh suatu perusahaan sehingga dapat memenuhi fungsinya yaitu menghasilkan informasi akuntansi yang tepat waktu, relevan dan dapat dipercaya. Jika penyimpangan dan kecurangan sudah terjadi otomatis aktiva yang dimiliki perusahaan terancam keselamatannya dan aktivitas yang dilakukan menjadi tidak efektif dan efisien.

1. ANCAMAN - ANCAMAN ATAS SIA

Ancaman pertama yang dihadapi perusahaan adalah kehancuran karena bencana alam dan politik, seperti :
Kebakaran atau panas yang berlebihan
Banjir, gempa bumi
Badai angin, dan perang

Ancaman kedua bagi perusahaan adalah kesalahan pada software dan tidak berfungsinya peralatan, seperti :
Kegagalan hardware
Kesalahan atau terdapat kerusakan pada software, kegagalan sistem operasi, gangguan
dan fluktuasi listrik.
Serta kesalahan pengiriman data yang tidak terdeteksi.

Ancaman ketiga bagi perusahaan adalah tindakan yang tidak disengaja, seperti :
Kecelakaan yang disebabkan kecerobohan manusia
Kesalahan tidak disengaja karen teledor
Kehilangan atau salah meletakkan
Kesalahan logika
Sistem yang tidak memenuhi kebutuhan perusahaan

Ancaman keempat yang dihadapi perusahaan adalah tindakan disengaja, seperti :
sabotase
Penipuan komputer
Penggelapan

2. AKTIVITAS PENGENDALIAN

Komponen pertama dari model pengendalian internal COSO adalah : lingkungan pengendalian.
Lingkungan pengendalian terdiri dari faktor-faktor berikut ini :

*Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
*Filosofi pihak manajemen dan gaya beroperasi
*Struktur organisasional
*Badan audit dewan komisaris
*Metode untuk memberikan otoritas dan tanggung jawab
*Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusiaPengaruh-pengaruh eksterna

Komponen kedua dari model pengendalian internal COSO adalah kegiatan-kegiatan pengendalian.
Secara umum, prosedur-prosedur pengendalian termasuk dalam satu dari lima kategori berikut ini
:
*Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai
*Pemisahan tugas
*Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai
*Penjagaan aset dan catatan yang memadai
*Pemeriksaan independen atas kinerja


3. PENILAIAN RESIKO



Komponen ketiga dari model pengendalian internal COSO adalah Penilaian resiko.
Perusahaan menghadapi jenis-jenis ancaman berikut ini :
strategis — melakukan hal yang salah
Operasional ── melakukan hal yang benar, tetapi dengan cara yang salah
Keuangan — adanya kerugian sumber daya keuangan, pemborosan, pencurian atau pembuatan kewajiban yang tidak tepat
informasi — menerima informasi yang salah atau tidak relevan, sistem yang tidak andal, dan laporan yang tidak benar atau menyesatkan
Perusahaan yang menerapkan sistem EDI harus mengidentifikasi ancaman-ancaman yang akan dihadapi oleh sistem tersebut, taitu :
Pemilihan teknologi yang tidak sesuai
Akses sistem yang tidak diotorisasi
Penyadapan transmisi data
Hilangnya integritas data
Transaksi yang tidak lengkap
Kegagalan sistem
Sistem yang tidak kompatibel
Beberapa ancaman menunjukkan resiko yang lebih besar karena probabilitas kemunculannya lebih besar, misalnya :
Perusahaan lebih mungkin menjadi korban penipuan komputer daripada serangan teroris
Resiko dan penyingkapan harus diperhitungkan bersama-sama

4. INFORMASI & KOMUNIKASI


Komponen keempat dari model pengendalian internal COSO adalah informasi dan komunikasi .
Akuntan harus memahami berikut ini :
Bagaimana transaksi diawali
Bagaimana data didapat dalam bentuk yang dapat dibaca oleh mesin atau data diubah dari dokumen sumber ke bentuk yang dapat dibaca oleh mesin
Bagaimana file komputer diakses dan diperbarui
Bagaimana data diproses untuk mempersiapkan sebuah informasi
Bagaimana informasi dilaporkan
Hal-hal tersebut membuat sistem dapat melakukan jejak audit (audit trail).
Jejak audit muncul ketika transaksi suatu perusahaan dapat dilacak di sepanjang sistem mulai dari asalnya sampai tujuan akhirnya pada laporan keuangan.

Jumat, 29 Oktober 2010

AUDIT SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

COSO
The Comitte of Sponsoring Organizations of the treadway commission’s
(COSO) dibentuk pada tahun 1985 sebagai alinasi dari 5 (lima) organisasi
professional. Organisasi tersebut terdiri dari American Accounting Association,
American Instititue of Certified Public Accountants, Financial Executives
International, Instititute of Management Accountants, dan The Institute of
Internal Auditors. Koalisi ini didirikan untuk menyatukan pandangan dalam
komunitas bisnis berkaitan dengan isu-isu seputar pelaporan keuangan yang
mengandung fraud.
Pada tahun 1992, COSO menyusun dan menerbitkan internal control
integrated framework yang berisi rumusan definisi pengendalian intern,
pedoman penilaian, serta perbaikan terhadap sistem pengendalian intern.
Kerangka ini diterima sebagai acuan umum pengendalian intern, yang
penggunaannya mencakup penentuan tujuan pengendalian pelaporan keuangan
dan proses operasional dalam konteks organisasional, sehingga perbaikan dan
kontrol dapat dilakukan secara menyeluruh. Struktur pengendalian intern
menurut COSO mencakup aktivitas pengendalian terkait pengendalian dengan
pemrosesan informasi yaitu pengendalian umum dan pengendalian aplikasi.
Pada tahun 2004, COSO mengembangkan internal control integrated
framework dengan menambahkan cakupan tentang manajemen dan strategi
risiko yang selanjutnya dikenal dengan pendekatan enterprise risk management
(ERM). Menurut kerangka tersebut, pengendalian intern merupakan bagian
integral dari manajemen risiko.

Tujuan Pembentukan
COSO mendefinisikan pengendalian intern sebagai, “sebuah proses yang
dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen dan pegawai perusahaan lainnya
yang dibentuk untuk menyediakan keyakinan yang memadai/wajar berkaitan
dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut:

➢ Efektifitas dan efisiensi aktivitas operasi
Kendali ini dimaksudkan untuk mendorong penggunaan yang efektif dan
efisien atas sumber daya organisasi, hal ini mencakup personil untuk
mengotimalkan sasaran perusahaan. Bagian penting dari kendali ini adalah
informasi yang akurat untuk pengambilan keputusan internal.

➢ Kehandalan pelaporan keuangan
Secara legal dan profesional manajemen bertanggungjawab untuk
menyiapkan laporan keuangan bagi investor, kreditur, dan para pemakai
lainnya. Dalam rangka memenuhi tanggung jawab tersebut maka diperlukan
adanya kendali untuk memastikan bahwa informasi tersebut disiapkan secara
wajar menurut prinsip akuntansi yang berlaku secara umum (PAYBU).

➢ Ketaatan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku
Konsekuensi logis dari pendirian suatu organisasi yang berorientasi publik
adalah kewajiban legal, organisasi diwajibkan untuk mematuhi aturan hukum
dan berbagai peraturan yang berlaku (misal, UU Pajak dan peraturan Bursa
Efek). Kendali ini memiliki nilai penting dalam rangka memastikan bahwa
oraganisasi dalam kelangsungan telah mematuhi dan taat terhadap hukum
dan peraturan tersebut.

➢ Pengamanan aset entitas
Terkait dengan tujuan pelaporan publik manajemen, ditambahkan kategori
baru yaitu pengamanan aset entitas. Nilai penting dari kendali ini adalah
mencegah terjadinya akuisisi, penggunaan atau pemindahan aset yang tidak
terotorisasi yang dapat memiliki efek material terhadap laporan keuangan.

Stakeholder
Setiap personel berperan dalam implementasi pengendalian internal
perusahaan, tetapi tanggung jawab penyedia dan pelaksana pengendalian
internal adalah manajemen senior, dalam hal ini CEO dan CFO. CEO berperan
sebagai “pemberi warna” dan juga memberikan contoh kepada anggota lain.
Sedangkan CFO dan manajemen senior lainnya berperan dalam proses desain,
implementasi dan monitoring sistem pelaporan keuangan perusahaan.

Overview COSO
Secara garis besar, COSO menghadirkan suatu kerangka kerja yang
integral terkait dengan definisi pengendalian intern, komponen-komponennya,
dan kriteria pengendalian intern yang dapat dievaluasi.
Pengendalian internal terdiri dari 5 komponen yang saling berhubungan.
Komponen-komponen tersebut memberikan kerangka kerja yang efektif untuk
menjelaskan dan menganalisa sistem pengendalian internal yang
diimplementasikan dalam suatu organisasi. Komponen-komponen tersebut,
adalah sebagai berikut:
1. Lingkungan pengendalian
2. Penilaian resiko
3. Aktifitas pengendalian
4. Informasi dan komunikasi
5. Pemantauan

I.Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian menempatkan kualitas dalam organisasi,
mempengaruhi kesadaran pengendalian terhadap pegawainya. Hal ini juga
merupakan dasar bagi komponen pengendalian internal yang lain, menyiapkan
disiplin dan struktur. Faktor lingkungan pengendalian meliputi integritas, nilai
etis, gaya operasi manajemen, sistem pelimpahan wewenang, serta proses
untuk mengatur dan mengembangkan sumber daya manusia dalam organisasi.

II.Penilaian Risiko
Setiap organisasi dalam mencapai tujuannya menghadapi berbagai macam risiko
baik eksternal maupun internal. Resiko ini bermacam-macam dilihat dari dampak
ataupun tingkat keseringan terjadinya, misalkan resiko kebakaran tentu berbeda
dengan resiko pencurian dana kas di cash register tentu berbeda dampak dan
frekuensi terjadinya. Penilaian risiko merupakan tindakan yang penting untuk
menentukan pengelolaan risiko.

III.Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang memastikan arahan
manajemen dilaksanakan. Aktivitas pengendalian terjadi di seluruh bagian
organisasi, baik pada berbagai tingkatan maupun berbagai fungsi yang meliputi
otorisasi, verifikasi, rekonsiliasi, review kinerja operasi, keamanan aset,
pemisahan wewenang dan tanggung jawab. Aktifitas pengendalian dapat
bersifat preventif atau detektif, manual atau otomatis, atau review manajemen.

IV.Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi berperan dalam sistem pengendalian internal sebagai penghasil
laporan, termasuk operasional, finansial, dan ketaatan, sehingga memungkinkan
karyawan untuk melakukan aktifitas pengendalian dan juga untuk memperoleh
informasi serta mengkomunikasikannya secara tepat waktu maupun tepat
bentuknya. Ini akan memudahkan manajemen untuk melakukan dan
mengendalikan bisnis dengan efektif.

V.Pemantauan
Pemantauan (monitoring) merupakan suatu proses yang menilai kualitas dari
kinerja suatu sistem dalam suatu waktu. Sistem pengendalian internal harus
dimonitor untuk mengetahui kualitas sistem pengendalian internal dari waktu ke
waktu. Ketika monitoring diatur dengan baik perusahaan cenderung diuntungkan
karena perusahaan akan dapat :
a) Mengidentifikasikan dan memperbaiki pengendalian internal pada waktu yang
tepat
b) Menyediakan informasi yang lebih akurat dan dapat diandalkan untuk
pengambilan keputusan
c) Menyediakan laporan keuangan yang akurat dan tepat waktu
d) Berada dalam posisi kesiapan menyatakan pendapat mengenai kemampuan
pengendalian internal

COBIT
Control Objectives for Information and Related Technology (COBIT)
dapat definisikan sebagai alat pengendalian untuk informasi dan teknologi
terkait dan merupakan standar terbuka untuk pengendalian terhadap
teknologi informasi yang dikembangkan oleh Information System Audit
and Control Association (ISACA) melalui lembaga yang dibentuknya yaitu
Information and Technology Governance Institute (ITGI) pada tahun 1992.
COBIT yang pertama kali diluncurkan pada tahun 1996, mengalami
perubahan berupa perhatian lebih kepada dokumen sumber, revisi pada
tingkat lebih lanjut serta tujuan pengendalian rinci dan tambahan
seperangkat alat implementasi (implementation tool set) pada edisi
keduanya yang dipublikasikan pada tahun 1998. COBIT pada edisi ketiga
ditandai dengan masuknya penerbit utama baru COBIT yaitu ITGI. COBIT
edisi keempat merupakan versi terakhir dari tujuan pengendalian untuk
informasi dan teknologi terkait.

Overview COBIT
Secara singkat dapat COBIT memiliki kerangka kerja yang terdiri atas
beberapa arahan (guidelines), yakni :
I. Control Objectives
COBIT terdiri atas 4 tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control
objectives), yaitu :
1. Planning and Organization
2. Acquisition and Implementation
3. Delivery and Support
4. Monitoring

II. Audit Guidelines COBIT
Berisi sebanyak 318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci
(detailed control objectives) untuk membantu para auditor dalam
memberikan management assurance dan/atau saran perbaikan.

III. Management Guidelines COBIT
Berisi arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja
yang mesti dilakukan,

SARBANES-OXLEY ACT
Sarbanes-Oxley Act (Sarbox) merupakan peraturan yang ditandatangani Presiden
George W. Bush pada tanggal 30 Juli 2002 untuk mereformasi dunia pasar modal
Amerika Serikat yang sempat terguncang oleh skandal akuntansi yang menimpa
Enron dan WorldCom.
Seperti yang dinyatakan pada bagian awalnya “To protect investors by
improving the accuracy and reliability of corporate disclosures made
pursuant to the securities laws, and for other purposes”, undang-undang
ini diharapkan dapat memberikan kepastian atas realibilitas Laporan Keuangan
yang dipublikasikan dan meningkatkan kepercayaan diri pasar modal Amerika
Serikat dengan memaksa perusahaan terbuka untuk memperbaiki pengungkapan
laporan keuangannya.

KONSEP PENGENDALIAN INTERN
Sarbaness-Oxley Act diterbitkan untuk memproteksi kepentingan investor
dengan cara menciptakan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate
governance), full disclosure, dan akuntabilitas dalam perusahaan. Untuk
mewujudkan hal tersebut, Sarbox mengatur mengenai pengendalian intern
perusahaan secara lebih intensif. Konsep pengendalian intern dalam Sarbanes-
Oxley Act terdapat pada section 302 dan 404.

ISO 17799
TUJUAN PEMBENTUKAN
Keamanan data elektronik menjadi hal yang sangat penting di
perusahaan penyedia jasa teknologi informasi (TI) maupun industri
lainnya, seperti: perusahaan export-import, tranportasi, lembaga
pendidikan, pemberitaan, hingga perbankan yang menggunakan fasilitas
TI dan menempatkannya sebagai infrastruktur kritikal (penting).

STAKEHOLDER
Sebuah keamanan informasi yang lebih terjamin tentunya menhuntungkan
semua pihak yang terkait dalam bisnis entitas, yaitu manajer bisnis, mitra usaha,
auditor ,karena adanaya manajemen informasi yang efektif untuk memastikan
informasi yang menjamin kesinambungan bisnis dan meminimise kerusakan
bisnis dengan pencegahan dan memimise dampak peristiwa keamanan.

OVERVIEW ISO 17799
Secara umum standar tersebut mengatur struktur dan rekomendasi
pedoman yang diakui secara internasional untuk keamanan informasi
yang dapat diusahakan atau di implementasikan bagi perusahaan agar
memperoleh manfaat keamanan yang diinginkan.

Jumat, 15 Oktober 2010

DEFINISI E-BUSINESS

1. Definisi E-Business

E-business adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh organisasi, individu, atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan mengelola proses bisnis utama sehingga dapat memberikan keuntungan dapat berupa berupa keamanan, fleksibilitas, integrasi, optimasi, efisiensi, atau/dan peningkatan produktivitas dan profit.

Contoh:

Harian Kompas yang juga memiliki e-bisnis Kompas Online. Kompas menjalankan proses bisnis utamanya berupa penyediaan berita dan distribusinya, tidak lagi hanya melalui media cetak saja tetapi juga melalui internet. Keutungan yang dapat diberikan Kompas online dapat diakses oleh seluruh penduduk di Indonesia (bahkan dunia), up to date, memangkas biaya kertas, dapat diakses 24 jam, dll.

2. Hubungan E-Business dengan E-Government, E-Commerce, E-Learning

Untuk mengetahui hubungan antara e-business dengan e-governent, e-commerce, e-learning dan “e”-“e” lainnya dapat diperoleh dengan cara memfilter istilah-istilah tersebut menggunakan definisi e-business yang telah ditetapkan sebelumnya. Arti istilah-istilah tersebut perlu diketahui terlebih dahulu, kemudian melihat kesesuaian antara definisinya dengan definisi e-business.Dari situ kita dapat leihat hubungan di antara keduanya.

a) E-Government

E-Government (EG) mengacu kepada penggunaan teknologi informasi oleh pemerintah untuk bertukar informasi dan pelayanan kepada penduduk, perusahaan-perusahaan, dan pemerintahan lainnya. Bentuk e-government ada 4 macam, yaitu government-to-customer, government-to-business, government-to-employees, dan government-to-government.

E-Government dilakukan oleh pemerintah dan menggunakan teknologi informasi. Teknologi informasi tersebut digunakan untuk mendukung proses bisnis-nya berupa pertukaran informasi dan pelayanan kepada penduduk, perusahaan, dan pemerintah lainya. EGovernment dapat memberikan keutungan berupa kemudahan dalam pembuatan KTP, pembayaraan pajak, penyediaan data demografi, dan sebagainya. E-Government adalah e-bisnis yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjalankan proses bisnisnya, yaitu pemerintahan dan layanan masyarakat.

b) E-Commerce

E-Commerce (EC) adalah pembelian dan penjualan barang atau jasa melalui system elektronik seperti internet dan jaringan komputer lainnya.

E-Commerce adalah bagian dari e-business karena adanya penggunaan teknologi informasi berupa internet dan jaringan komputer lainnya untuk menjalankan proses bisnis utama beruapa pembelian dan penjualan.

c) E-Learning

E-Learning adalah istilah payung yang menggambarkan pembelajaran yang dilakukan menggunakan komputer, biasanya terkoneksi dengan jaringan, dan memberikan kita kesempatan untuk belajar hampir setiap waktu, di mana pun.

E-Learning dapat menjadi bagian dari e-business jika pembelajaran menjadi salah satu proses bisnis utama dari organisasi. Misalnya, perusahaan yang menyediakan e-learning bagi pembelajaran karyawan pada intranetnya. Contoh yang lain, Cisco Systems yang membuka kelas online. Cisco dalam satu tahun dapat menghasilkan 16 Dollar untuk setiap 1 Dollar yang dihabiskan pada program e-learning.